Materi
V
Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat
sumber : http://kingartikel.blogspot.co.id/2015/11/nilai-nilai-dan-etika-dalam-pancasila.html |
Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat dapat berupa jati diri bangsa Indonesia
sebagai konteksnya, misal pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia,
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
1.
Pancasila sebagai Jati diri bangsa Indonesia
Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi
nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar
dari unsut-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya
terpadu menadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari
proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa
materialisme karena nilai-nilai Pancasila sudah ada dan hidup sejak zaman dulu
yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, nilai-nilai
Pancasila diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai utamanya yaitu:
a.
Nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak
dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan
ajaran-ajaran agama dalam kitab suci.
b.
Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang
merupakan intisari dari nilai-nilai yang luhur budaya mastarakat.
c.
Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian dari sistem itu sebdiri yaitu suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling kerjasama untuk sati
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
2.
Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat
Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu
keratuan peradaban, dalam arti setiap sila meruapakan unsur dari kesatuan
Pancasila. Ileh karena itu, Pancasila meruapak suatu ksatuan yang majemuk
tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri senrdiri, terlepas dari
saila-sila lainnya. Disamping itu, diantara sila satu dengan yang lain tidak
saling bertentangan.
3.
Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarki Dan Berbentuk
Piramidal
Hirarki dan Poramidal mempunyai pengertian yang sangat
matematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam
hal urut-urutan luas dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila
Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sidarnya dari
sila-sila sebelumnya. Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap
silanya pada landasan, yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil. Oleh karena
itu, hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat bangsa
Indonesia. Dengan demikianlah sila pertama adalah sifat dan keadaan negra harus
sesuai dengan hakikat Tuhan: sila dedua bersifat dan keadaan negera harus
sesuai dengan hakikat manusia, sila keriga sifat dan keadaan negara harus satu,
sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat
rakyat, dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan
hakiat adil.
4.
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling
Mengisi Dan Saling Mengkualifikasi.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal,
hirarkis Piramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan saling
mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung nilai
keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasikan oleh keempai sila lainnya.
Pengetahuan
Sistem Filsafat Pancasila dan Perbandingan Dengan Filsafat Lainnya
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mandasar dan menyeluruh.
Adapun perbandingan Filsafat Pancasila dengan Filsafat lainnya yaitu sebagai berikut:
1.
Filsafat Komunisme
Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan.
Semua hal diatur oeh satu kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini,
semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat,
namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.
2.
Filsafat Liberalisme
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga
memungkinkan adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur
tentang penanggulangan benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan
menegur bila merasa teranggu oleh orang lain, namun apabila tidak merasa
terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.
3.
Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan
masing-masing orang dimana antara orang yang saru dengan orang yang lain tidak
mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka berdiri masing-masing.
Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.
Pengertian
Sistem dan Unsur-Unsur Sistem Pancasila
Keseluruhan arti filsafat meliputi berbagai masalah yang
dapat dikelompokkan menjadi dua macam yakni sebagai berikut:
1.
Filsafat sebagai Produk yang mencakup pengertian:
Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran
dari para filsuf dari zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau
system filsafat tertentu misalnya: nasionalisme, rasionalisme, hedonisme dan
lain sebagainya.
2.
Filsafat sebagai suatu jenis masalah yang dihadapi oleh
manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu
kebenaran yang bersumber pada akal manusia.
Filsafat merupakan suatu kumpulan paham yang
tidak hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu sistem nilai namun
lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan
menggunakan metode tersendiri.Sumber :
https://suparman11.wordpress.com/2014/10/22/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
Komentar
Posting Komentar